resume kakap 27 Mei 2011

ASHABUL JANNAH
USTADZ HAFIDZ

Bismillah..

Kisah hikmah ashabul jannah (pemilik pemilik kebun) yang tertera dalam Surat al-Qalam ayat 17-33, yang intinya karena Ashabul jannah itu tidak mau bersedekah kepada fakir miskin, akibatnya Allah Swt. menghancurkan kebun milik mereka tersebut.

“Sesungguhnya Kami telah mencoba mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana Kami telah mencoba pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin), lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita. Lalu mereka panggil-memanggil di pagi hari, ‘Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.’ Maka, pergilah mereka saling berbisik-bisik. ‘Pada hari ini, janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.’ Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya). Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, ‘Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Tuhanmu)?’ Mereka mengucapkan, ‘Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim.’ Lalu, sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela mencela. Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.’ Mudah-mudahan, Tuhan kita memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dan Tuhan kita. Seperti itulah azab (dunia). Dan sesungguhnya azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui.”
QS. al-Qalam (68: 17-33).!

Dikatakan bahwa pemilik kebun itu bersaudara. Kebun itu merupakan warisan dari orang tua mereka yang ahli sedekah. Ketika kebun itu diserahkan kepada anak-anaknya, maka mereka berubah, tidak mengikuti perilaku bapak mereka. Mereka tidak mau memberikan hasil kebun itu kepada fakir miskin. Maka, sebagai balasannya, Allah menurunkan azab kepada mereka.
Kisah dan azab yang menimpa mereka ini sebagaimana terdapat di dalam tafsir, firman Allah Swt., “ketika mereka bersumpah. “ Artinya, bersumpah di antara mereka. “Bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik hasilnya dipagi hari.” Yaitu, pada waktu subuh, sekiranya orang fakir dan orang yang membutuhkan tidak melihat mereka, sehingga mereka tidak harus memberikan hasil kebun itu kepadanya. Oleh karena itu, Allah menurunkan bencana pada mereka, di mana kebun itu menjadi hangus, tidak ada yang tertinggal dan tidak bisa diambil manfaatnya sedikit pun.

“Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. Maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap guuita. “ Artinya, seperti malam yang gelap gulita tanpa cahaya. “Lalu mereka panggil-memanggil dipagi hari.” Mereka bangun dari tidur, sebagian dari mereka memanggil sebagian yang lain, seraya berkata, “Pergilah di waktu pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.”
Artinya:
“Berangkatlah pagi-pagi ke kebunmu lalu petiklah hasilnya sebelum datang waktu siang dan sebelum datang pula orang yang meminta-minta.”

“Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan.” Mereka saling berkata di antara mereka dengan cara rahasia. “Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun masuk ke dalam kebunmu.” Mereka berjalan pergi ke kebun itu dengan niat buruk mereka, padahal sebenarnya mereka mampu memberikan sebagian hasilnya kepada orang miskin.

Pelajaran yang bisa dipetik dari kisah diatas:

1. Maksiat merupakan sebab turunnya adzab Allah Subhanahu Wa Ta'ala. ___padahal baru niat___ Maksiat itu dampaknya tak hanya pada kita, namun juga ke orang orang di sekeliling kita, ke organisasi dakwah kita.. kegagalan dakwah disana mungkin karena maksiat yang telah kita lakukan. Astagfirullohal’adzim..
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).“ (QS. AS Syuro: 30)

2. Hukuman atas niat buruk yang akan dilaksanakan. Tekad kuat untuk melaksanakan maksiat merupakan sebab kuat timbulnya adzab dan murka Allah. Terhadap suatu niat kita harus terus berusaha untuk menjaganya. Di awal. Di tengah. Di akhir…

3. Sifat pelit, kikir, tamak, loba.. akan menjerumuskankepada kemaksiatan.
“Dan Mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). mereka lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al Hadid :10)

Meneladani sosok Abu Bakar Ash Shidiq, yang menyedekahkan seluruh hartanya untuk kepentingan agama Allah.. dimasa masa sebelum Fatkhu Makkah, hal itu sungguh sulit, sehingga derajatnya pun berbeda.

4. Jauhilah sifat kikir, karena kikir akan membinasakan kalian. Kenapa?
• Kikir menyuruh beruat dholim, dan dia juga akan melakukannya.
• Kikir menyuruh berbuat maksiat, maka dia juga akan melakukannya.
• Kikir memutus hubungan silaturahmi, maka dia pun akan melakukannya..

5. Tegar dalam kebenaran. Seperti salah seorang saudaranya yang mengingatkan perbuatan salah mereka, namun sendirian dan tidak digubris oleh saudaranya yang lain.

6. Mengakui dosa dan segera bertaubat. Serta mengharap keridhoan Allah.

7. Jangan pernah tinggalkan ucapan InsyaAllah….



download artikel format pdf :
ASHABUL JANNAH kakap 27 mei 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Tafadhol antum / antunna mengkomentari posting di atas. Syukron.