Resume Kakap, 10 Maret 2011

Tadzkiyatun Nafs
Ust. Hafidzh


Bismillahirrahmaanirrahiim

Tawakal (Ibnu Hambal) aktivitas hati – gerak hati dalam diri kita.
Kesungguhan hati kita dalam bersandar pada Allah SWT, kemaslahatan, menyandarkan apapun kepada Allah.
Ibnu Qayim  Amalan penghambaan hati dengan menyandarkan hati dan yakin bahwa Allah SWT yang memberikan kecukupan bagi kita dengan tidak melupakan faktor2 ikhtiar (usaha keras).
Tsiqoh dan Rodho, meyakini bahwa Allah akan memberikan yang terbaik. Tapi jangan melupakan ikhtiar. Sesudah berusaha keras, hasilnya serahkan pada Allah.
Dalam Hadits At Tirmidzi – tawakal dicontohkan tawakalnya seekor burung.
Jikalau kalian tawakal dengan sesungguhnya, maka Allah akan memberikan rejeki padamu seperti memberi rejeki pada burung. Filosofi burung yang pergi meninggalkan sarangnya di pagi hari dalam kondisi lapar dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.
“Bertaqwalah kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, maka Allah SWT akan mencukupi kebutuhan kita.”
Amalan sebagai bentuk ketaatan kita pada Allah SWT yang harus kita lakukan :
1. Sholat, Baca Al-Qur’an, Tholabul ‘Ilmi.
2. Amalan-amalan di dunia memang diperintahkan Allah sebagai hukum kausalitas.
Contoh : lapar  makan, haus  minum, hujan  berteduh
3. Sama seperti no.2 tapi mendapatkan rukhsah, misal orang sakit.
Pendapat imam Ahmad
1. Berobat diperbolehkan dan lebih afdhol untuk orang sakit ( HR Bukhori)
2. Ada orang-orang yang boleh tidak berobat walau sakit. Orang2 yg sudah cinta sekali pada Allah, seperti nabi Ayyub. Orang2 yang hatinya focus pada Allah SWT dan sudah terputus dari makhluk. Nabi Ayyub AS merasa waktu sehatnya lebih panjang daripada waktu sakitnya, sehingga saat beliau sakit, beliau malu untuk merengek kepada Allah SWT. Selain itu, orang boleh tidak berobat, yaitu yang rukhsoh keimanannya sangat tebal seperti para sahabat.
Tingkatan tawakal menurut Imam Al-Ghazali :
1. Hanya percaya pada Allah SWT semata.
Seperti kepercayaan kita kepada orang untuk menggantikan kita.
2. Menggantungkan segala sesuatu pada Allah SWT.
Seperti seorang anak yg benar2 menggantungkan diri pada ibunya
3. Seperti tidak berlepasnya mayat di tangan orang yang memandikannya. Ini merupakan tingkatan tawakal paling tinggi.
Unsur2 yang membentuk tawakal : (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
1. Kita mengenal Allah SWT dengan segala sifat-sifatnya.
2. Tidak boleh melupakan bahwa selain kita harus yakin, kita juga harus melakukan usaha/ikhtiar dengan sungguh-sungguh.
3. Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (meng-Esa kan) Allah SWT.
4. Menyandarkan hati kita sepenuhnya pada Allah SWT, dan dengan mengingat Allah SWT, hati menjadi tenang.
5. Khusnudzon pada Allah SWT.
“Aku sesuai dengan prasangka hambaku”
6. Jiwa dan hati kita pasrah dan tunduk pada Allah. Kemungkinan yang terjadi di hari esok sudah ditentukan oleh Allah SWT.
7. Mengharapkan, mewakilkan, menyerahkan secara total pada Allah semata.(Q.S 40 : 44)
Manfaat/Fadhilah tawakal kepada Allah SWT :
1. Mendapat perlindungan Allah AWT (QS Al Isra’ 65, Q.S Al Anfal :49)
2. Mendapat kebaikan di dunia dan akhirat (QS Al Nahl : 41-42, Q.S Al-Ankabut 58-59)
3. Mendapat kecukupan rizki dari Allah (Q.S. At-Thalaq :3)
4. Masuk surga tanpa dihisab
5. Kita akan dikuatkan oleh Allah dan akan jauh dari syetan. (QS An Nahl : 99)

1 komentar:

Anonim

14 April 2011 pukul 12.07
Permalink this comment

1

mengatakan...

Subhanallah.. semangat syi'ar:)

Posting Komentar

Tafadhol antum / antunna mengkomentari posting di atas. Syukron.