Salam donk Sobat!!!

Satu pertanyaan aneh yang menarik memang, “Amalan sunnah apa yang lebih utama dari pada amalan wajib?” Beuh… banyak dari temen-temen yang nyerah dengan pertanyaan ini. Malahan, ada yang ngatain si pembuat pertanyaan ini sebagai orang yang bikin onar ‘n ahli bid’ah. Padahal intinya satu..Gak bisa njawab. Ada juga yang ngejawab, “Gak ada itu, yang ada itu amalan sunnah yang menyamai ganjaran amalan wajib. Misalnya amalan sunnah di Bulan Ramadhan.” Tapi ternyata jawabannya SALAH juga. Weleeh….truz jawabannya apa donk…?? Jawabannya simpel sebenarnya: “Mengucap salam”. Mengucap salam itu sunnah, sedangkan ngejawab salam itu wajib. Namun, yang memulai salam itu lebih utama dari pada yang menjawab. Sepele memang, tapi begitulah adanya.

Salam…? Ya, salam adalah peluang sempit yang sebenarnya merupakan pintu gerbang terbesar untuk memasukkan seseorang ke dalam hati orang lain. Salam bisa menentramkan hati seseorang yang ketakutan, menenangkan hati yang bingung atau tersesat, serta bisa mendekatkan orang yang jauh. Salam juga bisa mempererat tali persaudaraan dan memperkuat kasih sayang diantara kita.

Alloh berfirman, “ Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (yang sepadan) dengannya” (Qs. An-Nisa’:86).

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairoh, Rasululloh bersabda,” Kalian semua tidak akan masuk surga hingga kalian mau beriman, kalian semua belum disebut beriman ketika kalian tidak saling menyayangi, apakah aku belum memberitahu kepada kalian mengenai suatu hal yang apabila kalian lakukan biasa menumbuhkan kasih sayang diantara kalian? Ucapkanlah salam diantara kalian. “

Imam Malik di dalam kitabnya Al-Muwatho’ meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Thufai bin Ubay bin Ka’ab bahwasanya beliau mendatangi Abdulloh bin Umar, kemudian pergi bersamanya menuju ke pasar. Beliau berkata, “Ketika kami sedang menuju ke pasar, Abdulloh tidak tidak lewat di hadapan tukang loak, orang miskin, atau siapapun kecuali mengucapkan salam. Kemudian Ath-Thhufail berkata,” Pada suatu hari saya mendatangi Abdulloh bin Umar dan saya memintanya untuk menemani saya ke pasar. Lalu saya bertanya ketika kami duduk dan bercakap-cakap,” Apa yang anda lakukan di pasar? Anda tidak memilih dagangan, dan tidak juga menawarnya serta anda juga tidak duduk-duduk barang sebentar di pasar?” Kemudian Abdulloh menjawab, “ Ya Abu Batn - Ath-Thufail memiliki perut yang gendut - , aku pergi ke pasar hanya untuk menyebarkan salam.

Oleh karena itu, kita mengucapkan salam kepada siapapun yang kita temui.” Nah, nash-nash di atas inilah yang memerintahkan kita untuk menjawab salam, dan mengucapkannya. Namun, perlu diingat dalam mengucapkan salam, ada beberapa perincian yang harus digaris bawahi dan lebih baik jika dijelaskan terlebih dahulu agar tidak terjadi kerancauan bagi kita, mengingat pentingnya posisi salam dalam ajaran Islam, dan karena pengaruh yang cukup besar dalam mendamaikan hati manusia. Maka perinciannya sebagai berikut:

1. Kepada Ahli Kitab (orang Yahudi dan Nasrani)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas, Rasululloh bersabda,”Jika kalian diberi salam oleh Ahli Kitab maka jawablah dengan sapaan, “Wa ‘alaikum.”

2. Kepada orang non muslim.
Yaitu, dengan tidak perlu mengatakan,” Assalamu ‘alaikum”. Namun, jika dalam keadaan terpaksa atau karena hal lain (seperti ketika hendak mengajak mereka masuk Islam, atau ketika ingin berbuat baik dengan tetangga yang nonmuslim atau karena mau tidak mau harus berhubungan dengan mereka ataupun sebab lainnya), sebaiknya dia tidak mengucapkan salam melainkan biasa saja memberikan yang baik, seperti ungkapan, Marhaban, selamat pagi, atau dengan ungkapan bagaimana kabar anda? dan sebagainya. Apabila mereka memberikan sambutan serupa hendaknya kita membalas dengan sambutan yang serupa.

3. Ketika seorang muslim lewat di hadapan sekumpulan orang di mana terdapat di dalamnya kaum muslilmin dan orang-orang kafir, maka disunahkan untuk mengucapkan salam kepada kaum muslimin saja.
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Usamah bin Zaid, bahwasanya Rasululloh lewat di sebuah majelis yang di dalamnya terdapat kaum muslimin dan orang-orang kafir, kemudian Rasululloh menyalami mereka.

4. Kepada ahli bid’ah yang tak mau bertobat dan bersikeras ketika diberi peringatan.
Menurut Imam Bukhori dan Imam Nawawi serta beberapa ulama selain keduanya berpendapat bahwa orang seperti itu tidak perlu diberi ucapan salam dan kalau dia mengucapkan salam, tidak usah dijawab sampai dia mau bertobat dari perbuatan bid’ahnya.

5. Kepada orang yang berbuat dhalim, para pendosa dan semacamnya.
Dia boleh mengucapkan salam kepada mereka untuk menjaga dari kejahatan dan kesadisan mereka.

6. Ketika seorang muslim lewat di hadapan sekelompok orang, yang dia beranggapan bahwa kalau dia memulai salam, maka tidak ada satupun dari mereka yang menjawab.
Maka, hendaknya dia tetap mengucapkan salam dan tidak meninggalkannya. Karena pada dasarnya yang diperintahkan oleh Alloh adalah mengucapkan salam dan bukan bagaimana agar salam yang kita ucapkan mendapatkan balasan.

7. Ketika seorang muslim lewat di pasar atau di tempat-tempat yang biasanya banyak orang berkumpul.
Menurut Imam Mawardi, tidak ada keharusan untuk mengucapkan salam kepada semua orang, melainkan hanya sebagian saja. Karena jika dia harus menyalami semua orang yang ditemui, maka itu akan sangat merepotkan dan bertentangan dengan tradisi yang ada.

8. Seseorang dimakruhkan mengucapkan salam kepada orang yang sedang sibuk melakukan pekerjaannya, sedang tidur, atau sedang berduaan dengan istrinya.
Diriwayatkan dari Imam Muslim dari Ibnu Umar berkata,” Ada seorang laki-laki yang mengucapkan salam kepada Rasululloh ketika beliau sedang kencing dan Rasul pun tidak menjawab salamnya.(H.R. Muslim)

9. Kepada orang yang sedang membaca Al-Qur’an atau sedang sholat.
Sebagian ulama (seperti Imam Nawawi) memperbolehkannya. Sementara sebagian lainnya (seperti Al-Wahidi) memakruhkannya. Menjawab salam dengan isyarat boleh dilakukan ketika dengan sholat, dan menjawab dengan kata-kata ketika sedang membaca Al-Qur’an.

10. Kepada lawan jenis
Lha… ini ni yang paling penting tuk kita-kita. Mayoritas ulama memperbolehkan kaum laki-laki mengucapkan salam kepada kaum perempuan dan begitu pula sebaliknya, waduuh…?? Tapi ada catatannya, ketika mereka bisa menjaga tidak tidak terjadinya fitnah. Jikalau, masih mahram mereka berkewajiban menjawab. Namun, ketika perempuan yang diberi ucapan salam adalah orang lain, maka diperbolehkan jika dia sudah berlanjut usia., tapi jika perempuan itu masih muda, maka tidak diperbolehkan mengucapkan salam kepada mereka karena dikhawatirkan bisa menimbulkan fitnah.

Nah.., dari perincian di atas dapat kita simpulkan bahwasanya ajaran Islam mengajak umat muslimin untuk menyebarkan salam, bukan sekedar menyampaikan saja. Menyebarkan salam dapat diartikan menampakkan, mempublikasikan, dan menyiarkannya kepada sesama manusia.

Yang terakhir ini ni.., yang harus digaris bawahi. Ada kalanya, ada amalan-amalan sunnah yang sebenarnya bisa kita kerjakan yang dipandang sepele, tapi sebenarnya bernilai luar biasa. Ngucapin salam seperti ini contohnya, bisa menjalin ukhuwah dan menumbuhkan cinta. Tapi seringkali di forum chat atau email, kata salam ini banyak yang disingkat “ass”. Padahal kalau kita tengok kamus bahasa Inggris, maka kita akan nemuin kata itu dengan arti keledai atau orang bodoh. Ada juga seorang muslim yang karena memandang saudara muslim itu hina, maka ketika disalami gak mau ngejawab, karena nganggap yang ngucap salam itu penghuni neraka yang paling dasar, ahli bid’ah, de el el, yang gak pantas nyalami ahli surga sap pitu (langit ke tujuh).

Padahal kita tahu, jiwa, harta, dan kehormatan Muslimin itu haram dilanggar haknya. Bahkan kehormatan Ka’bah pun tak lebih tinggi dari kehormatan seorang Muslim. Namun orang berbondong-bondong menghormati Ka’bah sementara kehormatan muslim disekitarnya diinjak-injak. Munggah kaji ping pitulas (naik haji 17 kali), tapi tetangganya kelaparan, banyak yang di-PHK, dan sejenisnya. Naudzubillahi min dzalika. So, spread our salutation, where ever we are there. Wallahu Ta’ala a’alam.(zeyd)

download pdf file

1 komentar:

googler

14 Februari 2011 pukul 20.57
Permalink this comment

1

mengatakan...

mohon ijin share ilmunya.. terima kasih

Posting Komentar

Tafadhol antum / antunna mengkomentari posting di atas. Syukron.